Ade Surianto and His Signature Katuju Rendang

Ade Surianto was one of the next-generation food artisans that were featured during the 2021 Pekan Kebudayaan Nasional (National Cultural Week) of Indonesia’s Directorate General of Culture. Ade is a rendang artisan who inherits the rendang-making technique from his mother. Before establishing Katuju, a rendang company, he was a science teacher. With that, he was challenged to understand the scientific approach of Minang rendang culture and develop the Wheel of Flavor specifically for Rendang. This wheel of flavor identifies and embraces the wide varieties of rendang making that build the sensory profile of rendang. The Katuju Rendang Wheel of Flavor that Ade developed highlights the uses of various ingredients, techniques, and sensory profiles that are the signature of each region within West Sumatera. By developing the Flavor Wheel of Rendang he is able to come up with a cutting-edge approach in customizing his rendang products to be relevant for wider range of consumers, without losing the roots to the authenticity. He believes that the rendang culture heritage can give a wide range of flexibility in such a way that there is a perfect rendang for everybody. In his session, he will demonstrate the making of authentic vegan rendang that uses banana blossom instead of meat, which will give a texture like pulled beef.
Supported by Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Ade Surianto adalah salah satu perajin makanan generasi penerus yang tampil dalam Pekan Kebudayaan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia Tahun 2021. Ade adalah seorang perajin rendang yang mewarisi teknik pembuatan rendang dari ibunya. Sebelum mendirikan Katuju, sebuah perusahaan rendang, ia adalah seorang guru IPA. Dengan itu, ia tertantang untuk memahami pendekatan ilmiah budaya rendang Minang dan mengembangkan Roda Rasa khusus untuk Rendang. Roda rasa ini mengidentifikasi dan merangkul berbagai macam pembuatan rendang yang membangun profil sensorik rendang. Roda Rasa Rendang Katuju yang dikembangkan Ade menyoroti penggunaan berbagai bahan, teknik, dan profil sensorik yang menjadi ciri khas setiap daerah di Sumatera Barat. Dengan mengembangkan Flavour Wheel Rendang, ia mampu menghadirkan pendekatan mutakhir dalam menyesuaikan produk rendangnya agar relevan bagi konsumen yang lebih luas, tanpa kehilangan akar keasliannya. Dia percaya bahwa warisan budaya rendang dapat memberikan berbagai fleksibilitas sedemikian rupa sehingga ada rendang yang sempurna untuk semua orang. Dalam sesinya, ia akan mendemonstrasikan pembuatan rendang vegan otentik yang menggunakan bonggol pisang sebagai pengganti daging, yang akan memberikan tekstur seperti daging sapi yang ditarik.
Didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi