Mauricio Camacho

Mauricio Camacho, commonly known as Mo, hails from Mexico and has been residing in Bali for the past 10 years. His involvement with Indonesia began when he started working for the Green School in Abiansemal, Bali. During his time there, he developed an innovative program that encouraged students to engage in outdoor and nature-related projects. Inspired by this experience, Mo delved into studying the Miyawaki Method, an ecosystem recovery approach pioneered by Japanese botanist Akira Miyawaki.

Driven by his passion, Mo, along with one of his former students, founded Junglo—a company dedicated to restoring lost ecosystems in Indonesia and beyond. Their mission involves planting forests in various residential, educational, and business compounds. Additionally, Mo actively conducts training sessions on the Miyawaki Method, regenerative farming, and activities that foster a deeper connection between humans and nature.

Mauricio Camacho, akrab dengan panggilan Mo, adalah orang asli Meksiko, yang telah menetap di Bali selama 10 tahun terakhir. Keterlibatannya dengan Indonesia dimulai ketika ia bekerja untuk Green School di Abiansemal, Bali. Saat ia sedang bekerja di sana, ia mengembangkan sebuah program inovatif yang mendorong para siswa untuk terlibat dalam proyek yang terkait dengan alam terbuka dan lingkungan. Diilhami oleh pengalaman ini, Mo menyibukkan dirinya dengan belajar metode Miyawaki, sebuah pendekatan pemulihan alam yang dipelopori oleh ahli botani Jepang Akira Miyawaki.

Didorong oleh kecintaannya akan alam, ia dan salah satu mantan muridnya mendirikan Junglo, sebuah perusahaan yang mendedikasikan kegiatannya untuk memulihkan ekosistem rusak di dalam dan luar Indonesia. Selain kegiatannya yang ini, Mo juga secara giat mengadakan sesi pelatihan metode Miyawaki, pertanian regeneratif dan kegiatan-kegiatan lainnya yang mendorong hubungan lebih mendalam antara manusia dan alam.